Beranda | Artikel
Dua Dzikir Khusus Setelah 2 Shalat Sunnah (Witir dan Dhuha) - Syaikh Shalih al-Ushoimi
Rabu, 31 Agustus 2022

Dua Dzikir Khusus Setelah 2 Shalat Sunnah (Witir dan Dhuha) – Syaikh Shalih al-Ushoimi

– Ahsanallahu ilaikum-
Jenis kedua adalah zikir yang dibaca setelah shalat-shalat sunnah. Inilah jenis kedua dari zikir yang dibaca setelah shalat, yaitu zikir yang dibaca setelah shalat-shalat sunnah. Dan yang dimaksud dengan kata “dubur” (الدُّبُرُ) yakni membacanya setelah salam. Karena seseorang jika telah salam dari shalat sunnah, maka hendaklah ia membacanya. Demikian. Dan terdapat dua zikir pada jenis ini. Penulis -waffaqahullah- menyebutkan bahwa zikir-zikir yang dibaca setelah shalat sunnah ada dua zikir. Sedangkan selain dua zikir itu, maka tidak dibaca saat itu.

Baik itu karena zikir tersebut tidak shahih riwayatnya, atau karena zikir itu tidak shahih secara dirayahnya. Seperti doa Shalat Istikharah penulis tidak menyebutkan doa istikharah sebagai zikir dalam jenis ini. Mengapa? Kamu benar!

Karena doa Shalat Istikharah masih termasuk zikir dalam shalat,Bukan zikir yang dibaca di luar shalat. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Jika seorang dari kalian bertekad terhadap sesuatu maka hendaklah ia shalat dua rakaat kemudian membaca, “Allahumma innii astakhiiruka bi’ilmika…dst.”

Sehingga doa istikharah termasuk bacaan dalam shalat itu. Seandainya seseorang shalat dua rakaat, lalu setelahnya ia membaca doa itu, maka ia tidak dianggap melakukan Shalat Istikharah.

Ia dianggap tidak melakukan Shalat Istikharah, dan tidak termasuk dalam hadits tersebut. Demikian.

-Ahsanallahu ilaikum-

(Subhaanal malikil qudduus) dibaca sebanyak tiga kali…

Dan mengeraskan suara pada bacaan ketiga, setiap selesai Shalat Witir.

Inilah zikir pertama yang dibaca setelah shalat sunnah, yaitu zikir yang dibaca setelah Shalat Witir:

(Subhaanal malikil qudduus) dibaca sebanyak tiga kali. Dan mengeraskan suara pada bacaan ketiga.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan an-Nasa’i dari riwayat Ubay bin Ka’ab -radhiyallahu ‘anhu-.

“Bahwa jika Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- selesai Shalat Witir, beliau membaca…

(Subhaanal malikil qudduus) sebanyak tiga kali. Dan mengeraskan suara pada bacaan ketiga.” Dan dalam riwayat lain “Memanjangkan suaranya pada bacaan ketiga.” Namun keduanya memiliki makna yang sama. Yakni mengucapkan seperti ini, “Subhaanal malikil qudduus,…

Subhaanal malikil qudduus, Subhaaanal malikil qudduus (bacaan ketiga ini lebih keras).” Dan Imam ad-Daruquthni dan lainnya meriwayatkan lafazh tambahan, (Robbul malaa-ikati war ruuh), namun lafazh tambahan ini riwayatnya tidak shahih. Yang shahih adalah cukup dengan membaca,…

(Subhaanal malikil qudduus) sebanyak tiga kali. Jika beliau selesai salam pada Shalat Witir, beliau membaca zikir ini. Demikian.

-Ahsanallahu ilaikum-

(Allaahummaghfir lii, wa tub ‘alaiyya innaka antat tawwaabul ghofuur) Dibaca sebanyak 100 kali setelah Shalat Dhuha. Risalah ini ditulis oleh Shalih bin Abdullah bin Hamad al-‘Ushaimi. Semoga Allah mengampuni beliau, orangtua beliau, para guru beliau, dan seluruh umat muslim. Selesai ditulis pada waktu ashar di hari Jum’at 24 Dzulhijjah 1433 H.

Ini merupakan zikir kedua yang dapat dibaca setelah shalat sunnah, yaitu zikir yang dibaca setelah Shalat Dhuha.

(Allaahummaghfir lii, wa tub ‘alaiyya innaka antat tawwaabul ghofuur) Dibaca sebanyak 100 kali.

Berdasarkan riwayat Imam an-Nasa’i dalam kitab as-Sunan al-Kubra. Dari riwayat seorang kaum Anshar, bahwa ia pernah berjalan melalui Nabi -shallalahu ‘alaihi wa sallam- saat beliau Shalat Dhuha, lalu itu ia mendengar beliau membaca, “Allaahummaghfir lii wa tub ‘alaiyya innaka antat tawwabul ghofuur.”

Ia berkata, aku menghitung beliau membacanya hingga 100 kali. Hadits ini memiliki sanad yang shahih.

Lafazh matan hadits ini berbeda-beda, namun inilah yang paling baik. Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan zikir ini sebagai zikir yang dibaca setelah shalat; menjadi dua pendapat.

Pendapat mereka terbagi menjadi dua dalam menetapkannya sebagai zikir setelah shalat.

Pendapat pertama:
Pendapat bahwa ia adalah zikir yang dibaca setelah shalat fardhu. Zikir ini adalah zikir yang dibaca setelah shalat fardhu. Dan ini pendapat Ibnu Abi Syaibah dan an-Nasa’i. Ini adalah pendapat Ibnu Abi Syaibah dan an-Nasa’i.

Dan pendapat kedua:…

Pendapat bahwa ia merupakan zikir yang dibaca setelah Shalat Dhuha. Zikir ini adalah zikir yang dibaca setelah Shalat Dhuha. Dan ini pendapat Abu Bakar al-Baihaqi.

Ini adalah pendapat Abu Bakar al-Baihaqi. Dan pendapat yang lebih kuat adalah, -wallahu a’lam-… Pendapat kedua lebih kuat daripada pendapat pertama. Yakni zikir ini merupakan zikir yang dibaca setelah Shalat Dhuha. Termasuk zikir yang dibaca setelah Shalat Dhuha. Shalat sunnah yang memiliki zikir khusus setelahnya adalah Shalat Witir dan Shalat Dhuha saja. Sedangkan setelah shalat sunnah lainnya tidak terdapat zikir khusus. Sehingga jika seseorang selesai shalat sunnah rawatib sebelum subuh, maka ia tidak perlu membaca “Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah.” Mengapa? Mengapa tidak perlu membacanya? Kamu benar! Karena zikir ini (istighfar 3 kali), khusus dibaca setelah shalat fardhu. Tidak ada riwayat dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, tidak pula dari salah satu sahabat beliau… Bahwa mereka membaca zikir ini (istighfar 3 kali), setelah shalat sunnah.

================================================================================

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ

وَالنَّوْعُ الثَّانِي الْأَذْكَارُ الَّتِي تُقَالُ

دُبُرَ الصَّلَوَاتِ النَّوَافِلِ

هَذَا هُوَ النَّوْعُ الثَّانِي مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ

وَهُوَ الْأَذْكَارُ الَّتِي تُقَالُ دُبُرَ الصَّلَاةِ دُبُرَ الصَّلَوَاتِ النَّوَافِلِ

وَالْمُرَادُ بِالدُّبُرِ هُنَا الْإِتْيَانُ بِهَا بَعْدَ السَّلَامِ

لِأَنَّ الْإِنْسَانَ إِذَا سَلَّمَ مِنْ نَافِلَةٍ

جَاءَ بِهَا نَعَمْ

وَهُمَا ذِكْرَانِ

ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ وَفَّقَهُ اللهُ

أَنَّ هَذِهِ الْأَذْكَارَ الَّتِي تُقَالُ بَعْدَ السَّلَامِ مِنَ الصَّلَاةِ الْمُتَنَفَّلِ بِهَا نَوْعَانِ

وَمَا عَدَاهُمَا فَهُو مَتْرُوْكٌ

إِمَّا لِعَدَمِ ثُبُوتِهِ رِوَايَةً

وَإِمَّا لِعَدَمِ ثُبُوتِهِ دِرَايَةً

كَدُعَاءِ صَلَاةِ الِاسْتِخَارَةِ

فَدُعَاءُ صَلَاةِ الِاسْتِخَارَةِ لَمْ يَعُدَّهُ الْمُصَنِّفُ وَتَرَكَهُ

لِمَاذَا؟

أَحْسَنْتَ

لِأَنَّهُ مِنَ الصَّلَاةِ نَفْسِهَا

وَلَيْسَ ذِكْرًا خَارِجًا عَنْهُ

فَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ

فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ

ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ

فَدُعَاءُ الِاسْتِخَارَةِ مِنْ جُمْلَةِ صَلَاتِهَا

فَلَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ

وَدَعَا لَمْ يَكُنْ مُسْتَخِيرًا

لَمْ يَكُنْ مُسْتَخِيْرًا فَهُوَ لَا يَدْخُلُ فِي هَذَا الْبَابِ . نَعَم

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ يَقُولُه ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ بَعْدَ صَلَاةِ الْوِتْرِ

هَذَا هُوَ النَّوْعُ الْأَوَّلُ مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ فِي دُبُرِ الصَّلَوَاتِ النَّوَافِلِ

وَهُوَ مَا يُقَالُ بَعْدَ صَلَاةِ الْوِتْرِ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

وَتَرْفَعُ صَوْتَكَ بِالثَّالِثَةِ

لِمَا رَوَاهُ النَّسَائِيُّ

مِنْ حَدِيثِ أُبَيِ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ وِتْرِهِ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

يَرْفَعُ صَوْتَهُ فِي الثَّالِثَةِ

وَفِي لَفْظٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ

وَهُمَا بِمَعْنًى وَاحِدٍ

فَيَقُولُ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

وَرَوَى الدَّارُقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُ

زِيَادَةَ رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ

وَهِيَ زِيَادَةٌ لَا تَصِحُّ

فَالثَّابِتُ الِاخْتِصَارُ عَلَى قَوْلِ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

إِذَا فَرَغَ مِنْ وِتْرِهِ مُسَلِّمًا جَاءَ بِهَذَا الذِّكْرِ . نَعَمْ

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ

يَقُولُهُ مِائَةَ مَرَّةٍ بَعْدَ صَلَاةِ الضُّحَى

وَكَتَبَهُ صَالِحُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ حَمَدٍ الْعُصَيْمِيُّ

غَفَرَ اللهُ لَهُ وَلِوَالِدَيْهِ

وَلِمَشَايِخِه وَلِلْمُسْلِمِين

عَصْرَ الْجُمُعَةِ الرَّابِعِ وَالْعِشْرِينَ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ سَنَةَ 1433 هـ

هَذَا هُوَ النَّوْعُ الثَّانِي مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ دُبُرَ الصَّلَوَاتِ النَّوَافِلِ

وَهُوَ مَا يُقَالُ بَعْدَ صَلَاةِ الضُّحَى

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ

يَقُولُهُ مِائَةَ مَرَّةٍ

لِمَا رَوَاهُ النَّسَائِيُّ فِي السُّنَنِ الْكُبْرَى

مِنْ حَدِيثِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ

أَنَّهُ مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي الضُّحَى

فَسَمِعَهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ

حَتَّى عَدَدْتُ مِئَةَ مَرَّةٍ

وَإِسْنَادُهُ صَحِيحٌ

وَاخْتُلِفَ فِي لَفْظِهِ وَمَتْنِهِ عَلَى وُجُوْهٍ وَهَذَا أَحْسَنُهَا

وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِي

عَدِّهِ ذِكْرًا مِنْ أَذْكَارِ الصَّلَوَاتِ عَلَى قَوْلَيْنِ

اِخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِي عَدِّهِ ذِكرًا مِنْ أَذْكَارِ الصَّلَوَاتِ عَلَى قَوْلَيْنِ

أَحَدُهُمَا أَنَّهُ ذِكْرٌ مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ

بَعْدَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَةِ

أَنَّه ذِكْرٌ مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَةِ

وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ وَالنَّسَائِيِّ

وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ وَالنَّسَائِيِّ

وَالْآخَرُ

أَنَّهُ يُقَالُ بَعْدَ صَلَاةِ الضُّحَى

أَنَّهُ يُقَالُ بَعْدَ صَلَاةِ الضُّحَى

وَهُوَ قَوْلُ أَبِي بَكْرٍ الْبَيْهَقِيِّ

وَهُوَ قَوْلُ أَبِي بَكْرٍ الْبَيْهَقِيِّ

وَالْأَظْهَرُ وَاللهُ أَعْلَمُ

أَنَّ الثَّانِيَ أَرْجَحُ مِنَ الْأَوَّلِ

وَأَنَّهُ مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ بَعْدَ صَلَاةِ الضُّحَى

مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ بَعْدَ صَلَاةِ الضُّحَى

الصَّلَوَاتُ النَّوَافِلُ الَّتِي لَهَا ذِكْرٌ

هُمَا الْوِتْرُ وَالضُّحَى فَقَط

وَمَا عَدَاهُمَا فَلَا ذِكْرَ لَهُمْ

فَإِذَا صَلَّى الْإِنْسَانُ رَاتِبَةَ الْفَجْرِ

فَلَا يَقُولُ بَعْدَ ذَلِكَ

أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

لِمَاذَا؟ لِيش مَا يَقُولُهَا؟

أَحْسَنْتَ

لِاخْتِصَاصِ هَذَا الذِّكْرِ بِالصَّلَاةِ الْمَفْرُوضَةِ

وَلَمْ يُنْقَلْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا عَنْ أَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِهِ

أَنَّهُمْ كَانُوا يَقُولُونَهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ النَّفْلِ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/dua-dzikir-khusus-setelah-2-shalat-sunnah-witir-dan-dhuha-syaikh-shalih-al-ushoimi/